Membaca Lebih Dalam SAINI K.M di 32th Teater Awal Bandung Berkarya
Saini K. M |
Penulis : Ilyas Mate
Lahir dari proses kesenian mahasiswa di
tengah institusi yang notabene bukan mencetak para seniman ataupun keseniaan
itu sendiri. Namun dengan keyakinan bahwa seni itu adalah sesuatu yang luhur
dan di dalamnya terdapat keindahan, sedangkan agama juga menghendaki keindahan.
Maka kami bertekad untuk melakukan usaha demi terciptanya insan seni yang
kreatif, berkembang dan bersatu dalam satu wadah yaitu UKM
Teater Awal Bandung yang berinstitusi di Universitas Islam Negeri Bandung.
Berdirinya Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Awal Bandung, tidak lepas dari
kegelisahan yang dirasakan oleh Agus Setiawan dan rekan-rekan pada tahun 1987,
kemudian dipelopori oleh Cecep
Suhaeli, Cucu sutara dan rekan-rekan pada 19 September 1989, terbentuklah satu
ruang kreatifitas dalam berkeseniaan sekaligus organisasi dengan nama Teater Awal Bandung.
Kini Teater Awal Bandung sudah
menginjakan umur 32 tahun berkarya dan bekerja untuk teater, didalam proses
yang dijalani Teater Awal Bandung selalu mendapatkan hal baru (karya) dan membuat spirit di setiap prosesnya,
tentu beberapa gelar prestasi pun selalu diraih Teater Awal Bandung hampir di
setiap tahun nya, mulai kanca Jawa Barat hingga nasional, di beberapa ajang
festival dan parade khususnya teater.
Teater Awal Bandung berkomitmen
dalam setiap periodenya harus mempunyai karya yang bisa dinikmati oleh
masyarakat, hingga akhirnya kami mempunyai tingkat keproduktifitasan berteater
secara berkelanjutan, “berproses kemudian pentas, berproses lagi”,
hal inilah selalu rutin kita lakukan, kurang lebih dalam kurun waktu 32 tahun
ini, kami selalu tidak letih untuk tetap belajar dan memahami segala aspek
-aspek yang mendukung etos berteater, hingga akhirnya kami bisa berkomitmen
bekerja untuk teater sampai saat ini.
Saini
K.M. mempunyai nama lengkap Saini Karnamisastra, penulis naskah drama dan
puisi. Di samping itu, ia juga menulis cerita pendek, novel, dan karya
terjemahan. Dia lahir di Kampung Gending, Desa Kota Kulon, Sumedang, Jawa
Barat, tanggal 16 Juni 1938. Oleh orang tuanya ia diberi nama Kosim. Dia anak
kedua dari sepuluh bersaudara. Saini K.M.. Setelah menamatkan sekolah rendah
dan sekolah menengah tingkat pertama, Saini
K.M masuk ke SGA (Sekolah Guru Tingkat Atas) II Bandung dan tamat tahun 1955.
Setelah itu ia melanjutkan pendidikannya di PTPG Bandung (IKIP kemudian UPI
Bandung sekarang) sambil menjadi guru di salah satu SNP di Jawa Barat.
Pada
tahun 1977 ia memperoleh gelar sarjana dari IKIP Bandung Jurusan Bahasa
Inggris. Di samping pernah menjadi anggota DPRD Jawa Barat, Pak Saini K.M. juga
dikenal sebagai pendiri Jurusan Teater di Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI)
Bandung tahun 1978 dan juga menjadi dosen Akademi Seni Tari Indonesia (sekarang
STSI), Pengalamannya dalam bidang tulis-menulis, sejak tahun 1960 Saini K.M.
menjadi pengasuh kolom "Pertemuan Kecil" di surat kabar Pikiran
Rakyat, Bandung. Sebagai hasilnya, berbagai kritiknya tentang puisi diterbitkan
dalam buku yang berjudul “Puisi dan Beberapa Masalahnya” (Penerbit ITB, 1993).
Minatnya dalam menulis telah muncul pada tahun 1960-an. Puisinya pertama kali
dimuat di majalah Siasat pada tahun 1960. Ketika itu, wesel honorariumnya yang
diterima, membuatnya terkejut dan girang.
Kecintaan
Saini KM kepada puisi sangat boleh jadi tidak bisa dilepaskan dari pengaruh
yang diterima pada masa kecilnya. Dia masih bisa mengenang dengan segar
bagaimana ayahnya membacakan macapat sehingga tanpa disadari ketajaman rasa
keindahannya makin terasah. Ketika menjadi mahasiswa, ia sering membacakan dan
mendeklamasikan puisi-puisi karya Amir Hamzah, Sanusi Pane, Sitor Situmorang,
dan W.S Rendra.
Beliau
menulis puisi dalam beberapa majalah dan telah menghasilkan beberapa kumpulan
puisi, drama, dan esai. Agus R. Sarjono dalam kata pengantar buku yang berjudul
Peristiwa Teater (1996) mengatakan bahwa pengembalian beberapa masalah yang
muncul dalam dunia teater kepada prinsip yang mendasar dan standar akan
menempatkan Saini K.M. pada kubu konvensional. Masalah dan perkembangan serta
eksperimen dalam teater, dengan demikian, dilihat dan ditempatkan dalam
perspektif yang juga konvensional. Oleh karena itu, Saini K.M. dapat dikatakan
sebagai pemikir dan pemerhati teater yang konsisten dalam menjaga stabilitas
literatur teater.
Karya
Saini K.M berupa drama, antara lain, 1) Pangeran Geusan Ulun (1963), 2) Pangeran
Sunten Jaya (1973), 3) Ben Go Tun (1977), 4) Siapa Bilang Saya Godot (1977), 5)
Restoran Anjing (1978), 6) Egon (1978), 7) Kerajaan Burung (1980, 8) Sebuah
Rumah di Argentina (1980), 9) Serikat Kacamata Hitam (1981), 10) Sang Prabu
(1981),11) Pohon Kalpataru (1981), 12) Panji Koming (1984), 13) Madegel (1984),
14) Amat Jaga (1985), 15) Ken Arok (Balai Pustaka (1985), 16) Syekh Siti Jenar
(1986), 17) Dunia Orang-Orang Mati (1986), 18) Ciung Wanara (1992), dan 19)
Damarwulan (1995).
Kumpulan
Puisi, antara lain 1) Nyanyian Tanah Air (1968), 2) Rumah Cermin (1979), dan 3)
Sepuluh Orang Utusan (1989), dan 4) Mawar Merah (2001). Kumpulan Cerita Pendek
Anting Perak (1967). Novel dengan judul Purbaya (novel, 1976). Karya
Terjemahan, antara lain 1) Percakapan dengan Stalin (1963 karya Milovan Djilas)
dan 2) Bulan di Luar Penjara (1965, karya Ho Tji Minh). Karya Nonfiksi, antara
lain 1) Protes Sosial dalam Sastra (1983), 2) Beberapa Gagasan Teater (1981),
3) Dramawan dan Karyanya (1985), 4) Teater Modern dan Beberapa Masalahnya
(1987), 5) Apresiasi Kesusastraan (bersama Jakob Sunardjo, 1986), 6) Puisi dan
Beberapa Masalahnya (Penerbit ITB, 1993), 7) Peristiwa Teater (Penerbit ITB,
1996), 8) Seni Teater 1—6 (bersama Ade Puspa dan Isdaryanto, 1989 dan 1990),
dan 9) Antologi Sastra (bersama Jakob Sumardjo, 1992).
Saini K.M. mendapat hadiah sastra dari Dewan
Kesenian Jakarta (DKJ) pada tahun 1973 atas dramanya yang berjudul Pangeran
Sunten Jaya tahun 1977 untuk karyanya Ben Go Tun, tahun 1978 untuk karyanya
Egon, dan tahun 1981 untuk Serikat Kacamata Hitam dan Sang Prabu. Dua naskah
lakon yang ditulisnya untuk anak-anak memenangkan sayembara yang diadakan oleh
Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan (Depdikbud),yaitu Kerajaan
Burung (1980) dan Pohon Kalpataru (1981). Tahun 1980 itu juga Saini K.M.
mendapat hadiah sastra dari Badan Komunikasi Penghayatan Kesatuan Bangsa (Bakom
PKB) atas dramanya yang berjudul Sebuah Rumah di Argentina. Tahun 1990 Saini
K.M. mendapat hadiah sastra dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa atas
dramanya yang berjudul Ken Arok. Tahun 1995 mendapat Anugerah Sastra dari
Yayasan Forum Sastra Bandung. Pada tahun 2001 Saini K.M. menerima penghargaan
Hadiah Sastra Asia Tenggara 2001 (SEA Write Awards 2001) dari pemerintah Thailand
atas karyanya Lima Orang Saksi (2001).
Drama Saini K.M. yang berjudul Madegel pernah
dipentaskan di Jepang pada tahun 1987 dan mendapat sambutan hangat dari
penonton. Drama Ken Arok dan kumpulan puisi Sepuluh Orang Utusan telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman oleh Frau Renate Starnagel. Dalam usianya
yang sudah mencapai di atas 60 tahun, ia masih terus aktif dalam berbagai
kegiatan sosial dan ilmiah. Usia sama sekali tidak mengurangi semangatnya untuk
menulis. Pada tahun 2005 Pak Saini KM turut menyumbangkan tulisannya tentang
pengaruh mashab romantisme dalam perkembangan sastra drama Indonesia dalam
terbitan buku Pusat Bahasa,yaitu membaca Romantisme Indonesia (2005).
Lalu apa hubunganya Saini K.M dengan Teater Awal Bandung ?
Untuk
beberapa tahun kebelakang khususnya kami, hampir setiap tahun nya selalu menggarap
naskah Saini K.M, salah satu alasanya adalah naskah beliau itu, sangat cocok
dan masih kontekstual,relevan dengan peristiwa sosial yang terjadi saat ini,
dibungkus dengan konsep realisme yang sangat baik, kemudian dari segi plot dan kehadiran
tokoh-tokoh di beberapa naskah yang kami garap sangat menarik sekali dan menjadi
sorot perhatian sutradara, khususnya ketika Teater Awal Bandung menggarap
naskah Saini K.M
Menurut
saya, Saini K.M adalah seorang seniman/sastrawan super hebat dalam mengemas
peristiwa yang terjadi menjadi sebuah karya sastra yaitu naskah drama, puisi dan karya lainya, dan dalam
naskah-naskahnya pun sangat detail sekali dari segi penyampaian konflik,
eksposisi, konklusi dan struktur dramatik dari setiap naskahnya, selain itu
juga Saini K.M menjadi inspirasi buat saya dan kami khususnya Teater Awal
Bandung dalam bekerja untuk teater.
Diantaranya
naskah -naskah yang di garap oleh Teater Awal Bandung yaitu :
-
Penembak Jitu Sewaan Triad(Sutradara Dhany Sangu)
-
Madegel (Sutradara Wildan Mejun)
-
Sarekat Kacamata Hitam (Sutradara Reza Noise)
-
Syekh Siti Jenar
(Sutradara Yayan Katho)
-
Ben Go Tun
(Sutradara Wildan Mejun)
-
Amat Jaga (Sutradara
Hilman Kerod)
-
Egon (Sutradara
Reza Noise)
-
Restoran Anjing
(Sutradara Ekky Abeng)
Dengan
ketidaksengajaan Teater Awal Bandung berhasil menggarap naskah Saini K.M, ini
merupakan sebuah kebanggaan bagi kami semua dalam menggarap naskah Pak Saini
K.M dan tidak lupa juga Teater Awal Bandung pun pernah ikut terlibat dalam
agenda 80th Saini K.M yang dilaksanakan di ISBI bandung pada tahun
2018, kemudian kami pun mempersembahkan dan menggarap naskah Pak Saini K.M
yaitu Ben Go Tun dan pada saat itu beliau menonton dan mengapresiasi
pertunjukan kami.
Tidak ada komentar: