EGON - MILAD 32 Teater Awal Bandung
Pementasan EGON - Teater Awal Bandung |
Naskah ini menceritakan sebuah
masalah yang tak kunjung tuntas, membuat kita menduga duga dan terombang ambing
dalam keraguan. Titik perhatian dalam lakon ini ialah pemuda yang menjadi tokoh
utamanya, ia yang di permainkan dan mempermainkan sandiwara ini. Pemuda yang
mungkin dianggap berbahaya ditangkap lalu diamankan oleh petugas atau
pemerintah saat itu.
Ia
yang kemudian dipermainkan oleh setiap tokoh yang hadir dan ia juga yang
kemudian mempermainkan mereka semua. Setiap tokoh yang hadir menciptakan
permainan sandiwara dengan sandiwara mereka masing masing. Sehingga menimbulkan
problematika masalah yang memaksa kita untuk menduga duga apa masalah yang
sebenarnya terjadi. Seperti halnya dengan tokoh Ayah, Anak, dan Wanita, mereka
hanya rakyat biasa yang secara tidak langsung ikut dan larut dalam alur
sandiwara ini. Mereka yang tidak mengerti apa masalahnya, mewakili kita yang
merasakan, kebingungan, kebimbangan, dan terombang ambing dalam masalah apa
sebenarnya yang terjadi pada penguasa dan rakyatnya saat ini.
Lalu apa hubunganya naskah EGON,
dengan kondisi Indonesia saat ini, justru sangat kontekstual sekali ketika
kejadian peristiwa politik besar terjadi lagi di tahun 2019, mulai munculnya
kebijakan pemerintahan yang tidak sejalan dengan rakyat dan akhirnya memicu
massa untuk protes dan demonstrasi, kini hal-hal kepentingan penguasa dan
kepentingan rakyat saat ini, sangat nampak terlihat di Indonesia, peristiwa
permasalahan ini tak kunjung selesai, sama persisnya di naskah EGON karya Saini
K.M.
Penulis,mengambil dari sudut pandang yang
berbeda, mulai dari sudut pandang saya terhadap naskah dan hal hal yang menjadi
prinsip di pertunjukan sehingga saya juga mengambil sudut pandang dari secara
umumnya yaitu kondisi tentang suatu peristiwa yang terjadi disuatu masa pasca
kemerdekaan.
Pergeseran dari
setiap permasalahan hadir dalam meramaikan konflik yang ada di dalam naskah,
mulai dari permasalahan lokalisasi khususnya bagi wanita tuna susila (pelacur),
dan mengungkap beberapa kondisi suap menyuap terhadap petugas keamanan, dan
banyak text yang menjadi sindiran yang tersirat bahkan tersurat dan gamblang
terhadap konteks permasalahan yang hadir dalam naskah, maupun permasalahan
tentang kondisi masyarakat pada suatu masa itu.
Tidak ada komentar: