Dunia dalam panggung pandemi -- Pandangan pandemi dari pelaku Seni Pertunjukan
Kami betul-betul terpukul dengan peristiwa yang terjadi saat ini. “Dunia sedang sakit”. Permasalahan yang sangat besar, permasalahan yang sangat signifikan kita dapatkan -- Pandemi.
“Dunia dalam panggung pandemi” -- Tidak ada cara lain selain kita tabah menerimanya.
Tentang kejadian saat ini, mungkin dalam sudut pandang yang berbeda, kita sebagai pelaku penggiat seni, pelaku panggung, banyak sekali kerugian yang kita dapatkan dengan jadwal yang tidak jadi pentas ataupun ditunda, bahkan persiapan yang sudah tejadi beberapa bulan lamanya kini harus lerai terjadi di tunda.
Dengan adanya virus COVID-19 ini atau disebut corona virus, mau tidak mau kita harus taat terhadap kebijakan apa yang diinstruksikan pemerintah untuk kebaikan kita bersama, kita bisa bersama melawan corona!
Firman Setang - Ketua Umum Teater Awal Bandung
“Dunia dalam panggung pandemi”.
Semoga senyum Tuhan selalu
menyertai aktivitas kita selaku khalifah di muka bumi hingga nafas terakhir
tersenyum berpapasan Tuhan.
Dalam roda
organisasi yang segala sesuatunya sudah dirancang dan ditetapkan, termasuk
agenda-agenda terdekat kita yang akan kita laksanakan dalam waktu terdekat ini,
sedikitnya terhambat dengan adanya gerakan Social
Distancin dari pemerintah untuk meminimalisir penyebaran virus COVID-19 dan
kebijakan universitas untuk mensterilisasi kampus.
Akhirnya kita
harus merancang ulang kembali agenda yang sudah ditetapkan waktu pelaksanaannya,
dan kita harus menuruti segala kebijakan pemerintah dan pihak universitas.
Dengan
beberapa agenda yang akan kita laksanakan, tidak menjadi hambatan untuk tetap
berproses. Kita tetap mengoptimalkan proses meskipun dengan kemasan dan metode yang
berbeda, agar tetap tercapai tujuan yang telah kita usung dari awal.
Semoga dengan
adanya peristiwa ini, bisa dijadikan pembelajaran kita agar lebih sadar dan peduli
terhadap kesehatan diri sendiri dan kesehatan orang-orang disekitar kita, dan mudah-mudahan
proses kita tetap terjaga dan tetap maksimal sesuai yang kita harapkan.
Sultan Sileng – Divisi
Pagelaran Teater Awal Bandung
“Dunia dalam panggun pandemi”.
Hal yang
terpenting adalah kita harus mengubah metode kita, karena bagaimanapun halangan
dan rintangan, ya.. show must go on,
proses harus tetap berlangusung. Hanya saja pada pelaksaan pertunjukannya ya
kita bakal menunda di bulan april mendatang karena wabah ini, karena pandemi
ini.
Ya.. yang penting pada jaga
kesehatan dah, makan yang teratur, istirahat yang cukup ngeri sekarang mah
batuk dikit ge, ah udah parah dah.
Urusan pertunjukan mah ya nanti
kita atur ulang jadwalnya karena bulan april itu akan kita tunda. Udah sih
segitu aja. Yang penting cukup api aja yang padam, cukup virus aja yang padam,
Semangatnya jangan pada padam. Salam Jiwa!!
Ilyas Mate – Sutradara Studi Panggung 32 Teater Awal Bandung
“Dunia dalam panggung pandemi”.
Semoga senyum Tuhan selalu
menyertai aktivitas kita selaku khalifah di muka bumi hingga nafas terakhir
tersenyum berpapasan Tuhan.
Kami selaku
penggarap, benar-benar bingung ketika dihadapkan dengan kondisi seperti ini.
Pandemi -- Corona virus. Itulah yang sedang dihadapi oleh kita semua. Mau tidak
mau, kita harus menerimakan apa yang telah terjadi saat ini. Kebijakan
pemerintah, kebijakan kampus, yang harus kita terima dengan legowo.
Beberapa
agenda pun kita tunda untuk mentaati kebijakan pemerintah. Saya selaku
penggarap, menerima apa yang telah terjadi saat ini, khususnya saya harus
menerapkan beberapa metode yang akan saya kasihkan ke aktor, khususnya metode
pelatihan. Diantaranya saya melakukan metode pelatihan basic, khususnya metode
daring. Itu merupakan hal yang sangat bisa kita lakukan untuk sekarang, untuk komunikasi,
kemudian untuk jalur koordinasi antar aktor kemudian dengan saya sebagai
penggarap, kemudian untuk tim pelengkap yang lainnya pun sama. Melakukannya secara
bertahap. Mereka melakukannya dengan eksplorasi di rumah, di kosannya
masing-masing. Untuk pemantauannya saya lakukan dengan sendiri, melihat
perkembangan aktor-aktor saya sendiri. Mungkin ini adalah cara terbaik untuk
kita lakukan, proses tetap berjalan latihan tetap berjalan tetap jaga kesehatan.
Apapun yang
terjadi kita mentaati beberapa kebijakan pemerintah, kampus dan kita juga
sedang merencanakan apa yang akan kita lakukan setelah sosial distancing ini. Semoga hal besar ini menjadi peristiwa yang
baik bagi kita semua karena sejatinya tidak ada tanggal merah untuk seorang
aktor.
Halim Apu – Stage Manager Studi
Pangung 32 Teater Awal Bandung
Melihat
kejadian hari ini tentunya ini tidak ada yang bisa disalahkan dan dibenarkan. Melihat
informasi-informasi yang berkembang mengenai wabah COVID-19 atau corona, tentu
saja itu menjadi sebuah bencana bagi kita semua, bahkan dalam hal teater
terutama, disini menjadi hal yang cukup sulit untuk kita mencari soslusi yang
pas, karena sejatinya untuk teater itu proses yang tidak ada hentinya.
Dan untuk
proses kita masih bisa dengan metode-metode yang dirubah. Metode dan penjadwalan-penjadwalan
yang dirubah. Akan tetapi, kita sebagai penggiat teater, kita tetap butuh
panggung, dimana panggung itu membutuhkan apresiator atau massa yang berkumpul
cukup banyak. Mengingat kejadian hari ini, akan cukup susah. Dengan adanya
seperti itu, kita akan menunda dan akan tetapi kita masih melanjutkan proses yang
berbeda dan penjadwalan-penjadwalan yang berbeda secara intensitas berlatih
untuk teman-teman di ranah art dan non-art.
Bui dalam
jeruji. Meskipun kita mengisolasi diri, proses pengkaryaan harus tetap berjalan,
dengan apa yang kita bisa.
Ekky Abeng – Sutradara P-Peling Teater Awal Bandung
“Dunia dalam panggung pandemi”, atau
saya lebih senang menyebutnya “Teater dalam panggung pandemi”.
Aktivtas
kesenian padam seketika, dan aktivitas manusia pun jadi dibatasi. Namun
bagaimana dengan dunia teater? Tak berbeda jauh. Proses berlatih, proses
persiapan produksi, yang memang sudah berjalan dengan tempo yang tidak singkat
ini terpaksa harus berhenti sejenak. Roda kebiasaan pun menjadi berbalik 180
derajat. Semua kebingungnan, apa yang harus dilakukan selama masa #dirumahaja.
Ini bukan
kesalahan siapapun dan kita pun tidak berhak menyalahkan siapapun. Ya, ini merupakan
fenomena alam yang harus kita terima dengan bijak dan deawasa. Namun pada
kondisi seperti inilah mari kita sejenak untuk merenung dan merefleksikan diri.
Bentuk latihan
olah sukma akan menjadi sangat efektif pada kondisi yang seperti sekarang ini,
kalaupun kita harus melakukannya di tempat masing-masing. Saya selaku penggarap
pun berusaha untuk meyakinkan diri sendiri dan juga para aktor agar bisa tetap
fokus dan berlatih, semakin melatih daya peka kita terhadap kondisi yang telah
terjadi saat ini. Langkah-langkah latihan basic pun kami lakukan, diantaranya
yaitu latihan online. Kita berdiskusi online, kita membedah naskah secara
online, melatih tubuh, vokal, dan juga sukma kita secara online. Yah, tetap
terus berupaya agar tetap tenang, dan sebisa mungkin, terus menerus untuk
melakukan proses kita untuk teater.
Kalau sekarang
dunia boleh menyuarakan dengan tagar #StayAtHome
maka kita boleh menyuarakan dengan tagar #StayOnProccess,
karena kita sangat merindukan panggung kita sendiri, yaitu PANGGUNG TEATER.
Berikut ini full video - short
documenter dari Dunia dalam panggung pandemi – Teater Awal Bandung:
Tidak ada komentar: