{Puisi} Aku Ingin Pulang, Ibu - Habibar
sejujurnya, aku ingin pulang, ibu
pulang ke hangat pelukmu
pulang ke dermaga kasihmu
pulang ke benua cintamu
aku ingin
pulang, ibu
menikmati nasi
goreng buatanmu
meneguk kopi
menghisap rokok
bersama bapak di
pelataran rumah
saat sang fajar menyapa
tapi jalanan
yang tercemar virus
dan cita-cita
yang belum tergapai
tak
mengizinkanku pergi
mereka terus
mengetuk pintu kosku
ketika malam
tiba
menyingkapkan
selimut
ketika aku tidur
aku ingin
pulang, ibu
tapi tanggung
jawab yang besar
tak mengizinkanku
pergi
malam itu,
seseorang datang menjemput dalam mimpiku
membawaku ke
suatu tempat
yang sama sekali
tak kukenal
aku ingin
pulang, kataku
ia tak menjawab
aku ingin rumah,
kataku
ia tak menjawab
pulangkan aku ke
rumah, kataku
kau tak pernah
punya rumah, jawabnya
menapaki
tangga-tangga nada
melihat ritme
berlarian mengejar tempo yang tak teratur
menyaksikan
dinamika membakar serumpun timbre
semuanya meledak
menciptakan
tsunami suara yang merusak gendang telinga
aku ingin
pulang, ibu
tapi tanggung jawab
yang besar tak mengizinkanku pergi
desa menyepi
kota menjadi
sunyi
negara pun mati
kemacetan yang
biasanya dibenci
menjadi rindu
yang tak tertahankan
bagai tubuh yang
kekurangan darah
jalanan
kehilangan mesin
yang biasa
mengalir
di saraf-saraf
aspalnya
orang-orang
mengurung diri
dalam bangunan
tak berjalan
tak ada yang
belanja
tak ada yang
kencan
tak ada yang
bercinta
semunya sedih
memikirkan
nasib hidup
empat belas
hari ke depan
aku tak bisa
pulang, ibu
sebelum semua
ini selesai
Tidak ada komentar: