Naskah KISAH PERJUANGAN SUKU NAGA Karya W.S Rendra
KISAH PERJUANGAN SUKU NAGA
Karya W.S Rendra
Judul Naskah :
Kisah Perjuangan Suku Naaga
Penulis Naskah :
W.S Rendra
Halaman :
72 Halaman
Tahun Naskah :
1975
Kota/Negara :
Indonesia
Jenis Naskah :
* Karya Asli / Terjemah / Sadur / Sanggit / Adaptasi
Judul Naskah Asal * :
Kisah Perjuangan Suku Naga
Penulis Naskah Asal * :
WS Rendra
Tahun Naskah Asal * :
Indonesia
Kota/Negara :
Indonesia
Genre terkait :
Realis
Jumlah Babak :
1 Babak
Jumlah Adegan :
18 Adegan
Jumlah Tokoh :
18
Daftar Tokoh :
Dalang, Koor Mesin, Koor Duta Besar, Abisavam, Abivara, Carlos, Paman, Supaka,
Ratu Astinam, Perdana Mentri Astinam, Kolonel Srenggi, Ketua Parlemen, Koor
Parlemen, Mr, Joe, Menteri Pertambangan Astina, Setyawati, Insinyur, The Big
Boss.
Gambaran Latar :
Perkampungan Suku Naga dan Kota, Pertanian dan Pemerintahan
Kata Kunci Terkait :
Realis
Informasi lain :
Kritik Sosial
Sinopsis :
Kebudayaan manusia telah berbeda jauh atara negeri industri dan negeri
pertanian. Perbedaan ini sangat nampak dan berdampak pada sebuah negeri
pertanian, Astinam. Dan para Petinggi Pemerintah Astinam sedang meracau-racau
kata ‘Pembangunan’. Keuntungan pribadi menjadi kepentingan paling pokok dari
kata ‘Pembangunan’ yang mereka agung-agungkan. Meski dengan mengorbankan
rakyatnya sendiri.
Sementara di dalam wilayah negeri Astinam, terdapat Suku
Naga yang menempati lembah bukit Saloka. Mereka memegang teguh keyakinan dan
keselarasan hidup dengan alam. Suku Naga adalah petani. Peraturan adat mereka
menyatakan, bahwa tanah tidak bisa diperjualbelikan. Jika tidak mampu menggarap
harus diserahkan kembali pada desa. Karena tanah adalah ruh bagi petani. Jual
beli tanah adalah proses awal penghisapan kota terhadap desa.
Untuk mendukung keinginan Big Boss. Maka dipekerjakanlah
petinggi-petinggi negara oleh Ratu Astinam untuk mulai menyusun rencana dan
pembakuan peraturan untuk kelancaran rencana, mengusir Suku Naga dari lembah
Bukit Saloka untuk dijadikan perumahan berikut segala sarana hiburan bagi para
pekerja tambang bukit Saloka. Hingga pada akhirnya, atas rencana baru yang
sedang dilancarkan, namun perjuangan mempertahankan adat dan keyakinan budaya
Suku Naga tetap dilanjutkan.
Tidak ada komentar: