"Semoga senyum Tuhan selalu menyertai aktivitas kita selaku khalifah di muka bumi hingga nafas terakhir tersenyum berpapasan Tuhan"

Naskah KISAH PERJUANGAN SUKU NAGA Karya W.S Rendra

Juni 29, 2024

 

KISAH PERJUANGAN SUKU NAGA

Karya W.S Rendra



 

Judul Naskah                     : Kisah Perjuangan Suku Naaga

Penulis Naskah                  : W.S Rendra

Halaman                              : 72 Halaman

Tahun Naskah                   : 1975

Kota/Negara                      : Indonesia

Jenis Naskah                      : * Karya Asli / Terjemah / Sadur / Sanggit / Adaptasi

Judul Naskah Asal *         : Kisah Perjuangan Suku Naga

Penulis Naskah Asal *     : WS Rendra

Tahun Naskah Asal *       : Indonesia

Kota/Negara                      : Indonesia

Genre terkait                     : Realis

Jumlah Babak                    :  1 Babak

Jumlah Adegan                 :  18 Adegan

Jumlah Tokoh                    : 18

Daftar Tokoh                      : Dalang, Koor Mesin, Koor Duta Besar, Abisavam, Abivara, Carlos, Paman, Supaka, Ratu Astinam, Perdana Mentri Astinam, Kolonel Srenggi, Ketua Parlemen, Koor Parlemen, Mr, Joe, Menteri Pertambangan Astina, Setyawati, Insinyur, The Big Boss.

Gambaran Latar                : Perkampungan Suku Naga dan Kota, Pertanian dan Pemerintahan

Kata Kunci Terkait            : Realis

Informasi lain                     : Kritik Sosial

Sinopsis                                : Kebudayaan manusia telah berbeda jauh atara negeri industri dan negeri pertanian. Perbedaan ini sangat nampak dan berdampak pada sebuah negeri pertanian, Astinam. Dan para Petinggi Pemerintah Astinam sedang meracau-racau kata ‘Pembangunan’. Keuntungan pribadi menjadi kepentingan paling pokok dari kata ‘Pembangunan’ yang mereka agung-agungkan. Meski dengan mengorbankan rakyatnya sendiri.

Sementara di dalam wilayah negeri Astinam, terdapat Suku Naga yang menempati lembah bukit Saloka. Mereka memegang teguh keyakinan dan keselarasan hidup dengan alam. Suku Naga adalah petani. Peraturan adat mereka menyatakan, bahwa tanah tidak bisa diperjualbelikan. Jika tidak mampu menggarap harus diserahkan kembali pada desa. Karena tanah adalah ruh bagi petani. Jual beli tanah adalah proses awal penghisapan kota terhadap desa.

Untuk mendukung keinginan Big Boss. Maka dipekerjakanlah petinggi-petinggi negara oleh Ratu Astinam untuk mulai menyusun rencana dan pembakuan peraturan untuk kelancaran rencana, mengusir Suku Naga dari lembah Bukit Saloka untuk dijadikan perumahan berikut segala sarana hiburan bagi para pekerja tambang bukit Saloka. Hingga pada akhirnya, atas rencana baru yang sedang dilancarkan, namun perjuangan mempertahankan adat dan keyakinan budaya Suku Naga tetap dilanjutkan.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.