"Semoga senyum Tuhan selalu menyertai aktivitas kita selaku khalifah di muka bumi hingga nafas terakhir tersenyum berpapasan Tuhan"

Membaca Lebih Dalam SAINI K.M di 32th Teater Awal Bandung Berkarya

November 02, 2019
Foto Saini K.M
Saini K. M


Penulis : Ilyas Mate

Lahir dari proses kesenian mahasiswa di tengah institusi yang notabene bukan mencetak para seniman ataupun keseniaan itu sendiri. Namun dengan keyakinan bahwa seni itu adalah sesuatu yang luhur dan di dalamnya terdapat keindahan, sedangkan agama juga menghendaki keindahan. Maka kami bertekad untuk melakukan usaha demi terciptanya insan seni yang kreatif, berkembang dan bersatu dalam satu wadah yaitu UKM Teater Awal Bandung yang berinstitusi di Universitas Islam Negeri Bandung.
Berdirinya Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Awal Bandung, tidak lepas dari kegelisahan yang dirasakan oleh Agus Setiawan dan rekan-rekan pada tahun 1987, kemudian dipelopori oleh Cecep Suhaeli, Cucu sutara dan rekan-rekan pada 19 September 1989, terbentuklah satu ruang kreatifitas dalam berkeseniaan sekaligus organisasi dengan nama Teater Awal Bandung. 


            Kini Teater Awal Bandung sudah menginjakan umur 32 tahun berkarya dan bekerja untuk teater, didalam proses yang dijalani Teater Awal Bandung selalu mendapatkan hal baru (karya) dan membuat spirit di setiap prosesnya, tentu beberapa gelar prestasi pun selalu diraih Teater Awal Bandung hampir di setiap tahun nya, mulai kanca Jawa Barat hingga nasional, di beberapa ajang festival dan parade khususnya teater. 
            Teater Awal Bandung berkomitmen dalam setiap periodenya harus mempunyai karya yang bisa dinikmati oleh masyarakat, hingga akhirnya kami mempunyai tingkat keproduktifitasan berteater secara berkelanjutan, “berproses kemudian pentas, berproses lagi”, hal inilah selalu rutin kita lakukan, kurang lebih dalam kurun waktu 32 tahun ini, kami selalu tidak letih untuk tetap belajar dan memahami segala aspek -aspek yang mendukung etos berteater, hingga akhirnya kami bisa berkomitmen bekerja untuk teater sampai saat ini.  
Saini K.M. mempunyai nama lengkap Saini Karnamisastra, penulis naskah drama dan puisi. Di samping itu, ia juga menulis cerita pendek, novel, dan karya terjemahan. Dia lahir di Kampung Gending, Desa Kota Kulon, Sumedang, Jawa Barat, tanggal 16 Juni 1938. Oleh orang tuanya ia diberi nama Kosim. Dia anak kedua dari sepuluh bersaudara. Saini K.M.. Setelah menamatkan sekolah rendah dan sekolah menengah tingkat pertama,  Saini K.M masuk ke SGA (Sekolah Guru Tingkat Atas) II Bandung dan tamat tahun 1955. Setelah itu ia melanjutkan pendidikannya di PTPG Bandung (IKIP kemudian UPI Bandung sekarang) sambil menjadi guru di salah satu SNP di Jawa Barat.
Pada tahun 1977 ia memperoleh gelar sarjana dari IKIP Bandung Jurusan Bahasa Inggris. Di samping pernah menjadi anggota DPRD Jawa Barat, Pak Saini K.M. juga dikenal sebagai pendiri Jurusan Teater di Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Bandung tahun 1978 dan juga menjadi dosen Akademi Seni Tari Indonesia (sekarang STSI), Pengalamannya dalam bidang tulis-menulis, sejak tahun 1960 Saini K.M. menjadi pengasuh kolom "Pertemuan Kecil" di surat kabar Pikiran Rakyat, Bandung. Sebagai hasilnya, berbagai kritiknya tentang puisi diterbitkan dalam buku yang berjudul “Puisi dan Beberapa Masalahnya” (Penerbit ITB, 1993). Minatnya dalam menulis telah muncul pada tahun 1960-an. Puisinya pertama kali dimuat di majalah Siasat pada tahun 1960. Ketika itu, wesel honorariumnya yang diterima, membuatnya terkejut dan girang.
Kecintaan Saini KM kepada puisi sangat boleh jadi tidak bisa dilepaskan dari pengaruh yang diterima pada masa kecilnya. Dia masih bisa mengenang dengan segar bagaimana ayahnya membacakan macapat sehingga tanpa disadari ketajaman rasa keindahannya makin terasah. Ketika menjadi mahasiswa, ia sering membacakan dan mendeklamasikan puisi-puisi karya Amir Hamzah, Sanusi Pane, Sitor Situmorang, dan W.S Rendra.
Beliau menulis puisi dalam beberapa majalah dan telah menghasilkan beberapa kumpulan puisi, drama, dan esai. Agus R. Sarjono dalam kata pengantar buku yang berjudul Peristiwa Teater (1996) mengatakan bahwa pengembalian beberapa masalah yang muncul dalam dunia teater kepada prinsip yang mendasar dan standar akan menempatkan Saini K.M. pada kubu konvensional. Masalah dan perkembangan serta eksperimen dalam teater, dengan demikian, dilihat dan ditempatkan dalam perspektif yang juga konvensional. Oleh karena itu, Saini K.M. dapat dikatakan sebagai pemikir dan pemerhati teater yang konsisten dalam menjaga stabilitas literatur teater.
Karya Saini K.M berupa drama, antara lain, 1) Pangeran Geusan Ulun (1963), 2) Pangeran Sunten Jaya (1973), 3) Ben Go Tun (1977), 4) Siapa Bilang Saya Godot (1977), 5) Restoran Anjing (1978), 6) Egon (1978), 7) Kerajaan Burung (1980, 8) Sebuah Rumah di Argentina (1980), 9) Serikat Kacamata Hitam (1981), 10) Sang Prabu (1981),11) Pohon Kalpataru (1981), 12) Panji Koming (1984), 13) Madegel (1984), 14) Amat Jaga (1985), 15) Ken Arok (Balai Pustaka (1985), 16) Syekh Siti Jenar (1986), 17) Dunia Orang-Orang Mati (1986), 18) Ciung Wanara (1992), dan 19) Damarwulan (1995).
Kumpulan Puisi, antara lain 1) Nyanyian Tanah Air (1968), 2) Rumah Cermin (1979), dan 3) Sepuluh Orang Utusan (1989), dan 4) Mawar Merah (2001). Kumpulan Cerita Pendek Anting Perak (1967). Novel dengan judul Purbaya (novel, 1976). Karya Terjemahan, antara lain 1) Percakapan dengan Stalin (1963 karya Milovan Djilas) dan 2) Bulan di Luar Penjara (1965, karya Ho Tji Minh). Karya Nonfiksi, antara lain 1) Protes Sosial dalam Sastra (1983), 2) Beberapa Gagasan Teater (1981), 3) Dramawan dan Karyanya (1985), 4) Teater Modern dan Beberapa Masalahnya (1987), 5) Apresiasi Kesusastraan (bersama Jakob Sunardjo, 1986), 6) Puisi dan Beberapa Masalahnya (Penerbit ITB, 1993), 7) Peristiwa Teater (Penerbit ITB, 1996), 8) Seni Teater 1—6 (bersama Ade Puspa dan Isdaryanto, 1989 dan 1990), dan 9) Antologi Sastra (bersama Jakob Sumardjo, 1992).
 Saini K.M. mendapat hadiah sastra dari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada tahun 1973 atas dramanya yang berjudul Pangeran Sunten Jaya tahun 1977 untuk karyanya Ben Go Tun, tahun 1978 untuk karyanya Egon, dan tahun 1981 untuk Serikat Kacamata Hitam dan Sang Prabu. Dua naskah lakon yang ditulisnya untuk anak-anak memenangkan sayembara yang diadakan oleh Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan (Depdikbud),yaitu Kerajaan Burung (1980) dan Pohon Kalpataru (1981). Tahun 1980 itu juga Saini K.M. mendapat hadiah sastra dari Badan Komunikasi Penghayatan Kesatuan Bangsa (Bakom PKB) atas dramanya yang berjudul Sebuah Rumah di Argentina. Tahun 1990 Saini K.M. mendapat hadiah sastra dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa atas dramanya yang berjudul Ken Arok. Tahun 1995 mendapat Anugerah Sastra dari Yayasan Forum Sastra Bandung. Pada tahun 2001 Saini K.M. menerima penghargaan Hadiah Sastra Asia Tenggara 2001 (SEA Write Awards 2001) dari pemerintah Thailand atas karyanya Lima Orang Saksi (2001).
Drama  Saini K.M. yang berjudul Madegel pernah dipentaskan di Jepang pada tahun 1987 dan mendapat sambutan hangat dari penonton. Drama Ken Arok dan kumpulan puisi Sepuluh Orang Utusan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman oleh Frau Renate Starnagel. Dalam usianya yang sudah mencapai di atas 60 tahun, ia masih terus aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan ilmiah. Usia sama sekali tidak mengurangi semangatnya untuk menulis. Pada tahun 2005 Pak Saini KM turut menyumbangkan tulisannya tentang pengaruh mashab romantisme dalam perkembangan sastra drama Indonesia dalam terbitan buku Pusat Bahasa,yaitu membaca Romantisme Indonesia (2005).

                Lalu apa hubunganya Saini K.M dengan Teater Awal Bandung ?

Untuk beberapa tahun kebelakang khususnya kami, hampir setiap tahun nya selalu menggarap naskah Saini K.M, salah satu alasanya adalah naskah beliau itu, sangat cocok dan masih kontekstual,relevan dengan peristiwa sosial yang terjadi saat ini, dibungkus dengan konsep realisme yang sangat baik, kemudian dari segi plot dan kehadiran tokoh-tokoh di beberapa naskah yang kami garap sangat menarik sekali dan menjadi sorot perhatian sutradara, khususnya ketika Teater Awal Bandung menggarap naskah Saini K.M

Menurut saya, Saini K.M adalah seorang seniman/sastrawan super hebat dalam mengemas peristiwa yang terjadi menjadi sebuah karya sastra yaitu  naskah drama, puisi dan karya lainya, dan dalam naskah-naskahnya pun sangat detail sekali dari segi penyampaian konflik, eksposisi, konklusi dan struktur dramatik dari setiap naskahnya, selain itu juga Saini K.M menjadi inspirasi buat saya dan kami khususnya Teater Awal Bandung dalam bekerja untuk teater.

Diantaranya naskah -naskah yang di garap oleh Teater Awal Bandung yaitu :
-       Penembak Jitu Sewaan Triad(Sutradara Dhany Sangu)
-       Madegel                             (Sutradara Wildan Mejun)
-       Sarekat Kacamata Hitam    (Sutradara Reza Noise)
-       Syekh Siti Jenar                 (Sutradara Yayan Katho)
-       Ben Go Tun                       (Sutradara Wildan Mejun)
-       Amat Jaga                          (Sutradara Hilman Kerod)
-       Egon                                  (Sutradara Reza Noise)
-       Restoran Anjing                 (Sutradara Ekky Abeng)

Dengan ketidaksengajaan Teater Awal Bandung berhasil menggarap naskah Saini K.M, ini merupakan sebuah kebanggaan bagi kami semua dalam menggarap naskah Pak Saini K.M dan tidak lupa juga Teater Awal Bandung pun pernah ikut terlibat dalam agenda 80th Saini K.M yang dilaksanakan di ISBI bandung pada tahun 2018, kemudian kami pun mempersembahkan dan menggarap naskah Pak Saini K.M yaitu Ben Go Tun dan pada saat itu beliau menonton dan mengapresiasi pertunjukan kami.

Jadi jelas tujuan saya menulis buku ini salah satunya untuk mengapresiasi karya – karya besar Pak Saini K.M dalam naskah dramanya hingga akhirnya menjadi catatan sejarah di 32 tahun Teater Awal Bandung berkarya.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.