"Semoga senyum Tuhan selalu menyertai aktivitas kita selaku khalifah di muka bumi hingga nafas terakhir tersenyum berpapasan Tuhan"

EGON - MILAD 32 Teater Awal Bandung

November 20, 2019
Foto Pementasan EGON - Teater Awal Bandung
Pementasan EGON - Teater Awal Bandung

Naskah ini menceritakan sebuah masalah yang tak kunjung tuntas, membuat kita menduga duga dan terombang ambing dalam keraguan. Titik perhatian dalam lakon ini ialah pemuda yang menjadi tokoh utamanya, ia yang di permainkan dan mempermainkan sandiwara ini. Pemuda yang mungkin dianggap berbahaya ditangkap lalu diamankan oleh petugas atau pemerintah saat itu.
            Ia yang kemudian dipermainkan oleh setiap tokoh yang hadir dan ia juga yang kemudian mempermainkan mereka semua. Setiap tokoh yang hadir menciptakan permainan sandiwara dengan sandiwara mereka masing masing. Sehingga menimbulkan problematika masalah yang memaksa kita untuk menduga duga apa masalah yang sebenarnya terjadi. Seperti halnya dengan tokoh Ayah, Anak, dan Wanita, mereka hanya rakyat biasa yang secara tidak langsung ikut dan larut dalam alur sandiwara ini. Mereka yang tidak mengerti apa masalahnya, mewakili kita yang merasakan, kebingungan, kebimbangan, dan terombang ambing dalam masalah apa sebenarnya yang terjadi pada penguasa dan rakyatnya saat ini.
            Secara konsep garap pun tidak banyak mengubah dari keutuhan naskah tersebut, karena naskah Saini K.M yang satu ini, bisa di bilang agak absurd sedikit secara konflik pemikiran tetapi dibungkus dengan hal hal realis sekali, dimulai dari menggunakan bahasa yang ringan dan mudah dipahami, tetapi secara ruang yang terjadi pada saat itu sekitar tahun 1978, dan pengadaptasian secara ruang saja yang dilakukan penggarap untuk membuat pertunjukan lebih relevan dengan sekarang saja.
Lalu apa hubunganya naskah EGON, dengan kondisi Indonesia saat ini, justru sangat kontekstual sekali ketika kejadian peristiwa politik besar terjadi lagi di tahun 2019, mulai munculnya kebijakan pemerintahan yang tidak sejalan dengan rakyat dan akhirnya memicu massa untuk protes dan demonstrasi, kini hal-hal kepentingan penguasa dan kepentingan rakyat saat ini, sangat nampak terlihat di Indonesia, peristiwa permasalahan ini tak kunjung selesai, sama persisnya di naskah EGON karya Saini K.M.
Jadi bisa disimpulkan naskah - naskah Pak Saini K.M selalu ada korelasinya dengan peristiwa masyarakat sekitar atau kondisi bangsa dan pemerintahan pada saat itu dan bahkan kejadian yang saat itu terjadi, bisa terulang kembali pada masa sekarang.
 Penulis,mengambil dari sudut pandang yang berbeda, mulai dari sudut pandang saya terhadap naskah dan hal hal yang menjadi prinsip di pertunjukan sehingga saya juga mengambil sudut pandang dari secara umumnya yaitu kondisi tentang suatu peristiwa yang terjadi disuatu masa pasca kemerdekaan.
            EGON, yang artinya eceng gondok adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung, lalu apa hubunganya, dengan naskah ini, menurut tafsir penulis, analogi eceng gondok ini berlaku di setiap tokoh-tokoh yang ada, karena secara tidak disadari tokoh yang ada di naskah ini, seperti hal nya eceng gondok yang mengumpul dalam satu sungai atau bendungan, karena pada saat zaman nya, eceng gondok itu merupakan tumbuhan yang bersifat hama, ketika sebelum didapatkan manfaatnya dari eceng gondok itu sendiri, dan hal ini berlaku di kehadiran tokoh, mulai dari sosok Pemuda, Pria,Ibu,Sarjana, Ayah, Anak, Wanita, Baju Hijau, Baju Khaki, Dokter. Mereka itu seperti eceng gondok yang mengumpul, berkumpul dalam suatu permasalahan yang tak kunjung usai, mulai dari menduga duga hingga akhirnya titik permasalahan yang ada pun tidak ditemukan solusinya.naskah tragis komedi ini dibungkus oleh realisme yang sangat lumrah dilakukan setiap masyarakat pada umumnya.
Pergeseran dari setiap permasalahan hadir dalam meramaikan konflik yang ada di dalam naskah, mulai dari permasalahan lokalisasi khususnya bagi wanita tuna susila (pelacur), dan mengungkap beberapa kondisi suap menyuap terhadap petugas keamanan, dan banyak text yang menjadi sindiran yang tersirat bahkan tersurat dan gamblang terhadap konteks permasalahan yang hadir dalam naskah, maupun permasalahan tentang kondisi masyarakat pada suatu masa itu. 

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.