"Semoga senyum Tuhan selalu menyertai aktivitas kita selaku khalifah di muka bumi hingga nafas terakhir tersenyum berpapasan Tuhan"

MADEGEL (Masa Depan Gelap) - Studi Panggung 28

Masa Depan Gelap - Teater Awal Bandung


MADEGEL, masa depan gelap menceritakan seolah olah peristiwa sosial yaitu tentang premanisme yang lekat sekali bersentuhan dengan masyarakat pada saat itu, khususnya di era orde baru premanisme sangat menjadi sorotan oleh pemerintah.  

Wildan Mejun, selaku sutradara pertunjukan MADEGEL (Masa Depan Gelap) berinterpretasi tentang naskah ini, bahwa MADEGEL menggambarkan kondisi sosial masyarakat atau satu kelompok premanisme yang saling mempertahankan kedudukan nya dan  pengaruh nya  dari stabilitas lokal daerah masing – masing, selain itu juga dalam konflik yang terjadi di naskah MADEGEL ini, lebih banyak membahas kondisi sosial kehidupan sehari hari, contohnya tentang perilaku keluarga , masyarakat dan  perilaku  seorang haji yang menyimpang, kemudian tentang orang-orang yang mempunyai stratifikasi sosial kecil tetapi mempunyai kejujuran dan kepribadian baik, hingga bisa mengungkap tentang sebuah kebenaran. 

Wildan Mejun, menganalogikan secara tafsirnya bahwa di naskah ini, lebih membahas tentang simbol yaitu “Pakaian” dalam artian pakaian disini bukan berarti kostum, baju dll tetapi semacam gelar haji, jabatan dan kekuasaan ,karena hal-hal  seperti  itulah  yang sangat lekat terjadi dalam naskah ini. 
 MADEGEL adalah naskah realis yang sangat detail dalam autodirection nya hingga penggarap pun tidak terlalu sulit untuk memahami situasi dan kondisi emosi untuk membuat adegan-adegan dalam proses penggarapanya.

 Secara ruang  yang hadir dalam naskah ini hanya di rumah Pak Haji kemudian di basecamp MADEGEL dan di perempatan jalanan, latar waktu  yang terjadi yaitu pada malam takbir, dalam kurun waktu selama satu tahun, dari malam takbir tahun pertama sampai dengan malam takbir kedua.
 Konsep garap Wildan Mejun, hampir tidak terlalu banyak perubahan, mencoba untuk patuh terhadap naskah yang ada, karena naskah ini masih kontekstual dengan apa yang diinginkan penggarap untuk membuat sebuah pertunjukan teater realis dengan baik, dibumbui dengan beberapa adegan laga (Fighting) dalam mengusung struktur dramatik, pertunjukan MADEGEL ini berhasil memukau para apresiator, dengan adanya beberapa adegan laga yang dimunculkan sangat real, hingga membuat penonton ikut hanyut dalam pertunjukan itu. 

Adang bima atau Muhajir yang diperankan oleh Ilyas Mate adalah tokoh yang menjadi centralistik di pertunjukan ini, dia adalah seorang pemimpin geng  MADEGEL yang sangat handal, gagah, kejam dan mempunyai anak buah yang setia mampu berkuasa diantara geng- geng yang lainya. Tetapi ada satu kelompok yang menjadi musuh terbesarnya juga yaitu geng KALAJENGKING, hingga akhirnya ada beberapa permasalahan yang melatar belakangi terjadinya sebuah bentrokan antar geng tersebut, dan akhirnya Adang Bima dengan pemimpin geng Kalajengking itu mengadakan satu pertemuan untuk berduel satu lawan satu,  di perempatan jalan, kurang lebih pukul 2 pagi untuk menentukan siapa yang berkuasa dan siapa yang paling kuat. 

Dengan kehandalan  dalam berkelahi akhirnya Adang Bima berhasil menaklukan pimpinan geng KALAJENGKING itu dengan telak di hadapan anak buahnya. hingga anak buah KALAJENGKING semuanya ketakutan dan tunduk padanya, tetapi dengan kelicikan geng itu, ada satu orang yang memukul kepala Adang Bima dari belakang disaat Adang Bima lengah, dan akhirnya Adang Bima tersungkur sampai terjatuh ,semua anak buah Adang Bima mengejarnya sampai  mereka berkeliaran untuk mencari siapa yang memukul Adang Bima dari belakang, singkat cerita Adang Bima tersungkur di perempatan jalan itu.  

Kondisi jalan yang sepi, akhirnya ada beberapa warga yang berjalan kaki dan menemukan Adang Bima tersungkur di tepi perempatan jalan itu, dan kemudian beberapa warga menolongnya hingga akhirnya dibawalah Adang Bima ke rumah seorang Haji yang terpandang di dekat daerah itu. 
Seiring dengan beberapa konflik yang terjadi Adang Bima mengalami kondisi lupa ingatan atau amnesia, dia tidak mengenali dirinya sendiri hingga akhirnya Haji yang terpandang di masyarakat itu merawat dan menganggap sebagai anak angkatnya, kemudian Haji itu mengajari tentang agama dan hal-hal kebaikan kepada Adang Bima sampai akhirnya Haji itu mengislamkan Adang Bima dan memberikan nama yaitu Muhajir. 

Kemudian ada tokoh bernama Mang Awon  berkepribadian jujur, baik dan ramah. Hidup di keluarga Pak Haji sebagai pembantu rumah tangga, tokoh ini diperankan oleh Panjul Beng Beng, dengan pendekatan keaktoran realisnya, Beng- Beng berhasil memunculkan sosok Awon yang khas dan mempunyai karakteristik dalam bermain peran, Mang Awon adalah tokoh yang berhasil mengungkap segala intrik permasalahan di keluarga, tentang Pak Haji yang mempunyai istri dua, kemudian menceraikan istri pertamanya dan banyak hal menyimpang yang dilakukan oleh Pak Haji dan Haris sebagai asisten pribadinya, kemudian Muhajir yang mulai paham tentang nilai-nilai kebaikan dan agama mulai mengetahui intrik yang terjadi di keluarganya, dan akhirnya Muhajir mengetahui sifat asli dari seorang Haji yang ingin dibanggakan oleh masyarakat sekitar ternyata mempunyai banyak kebohongan dan kemunafikan yang tidak terungkap oleh masyarakat.  

Akhirnya dengan bekal ilmu agama, Muhajir yang menjungjung tinggi kebenaran dan mulai tahu tentang agama, tentang kebaikan dan kejahatan, dia mulai tidak nyaman dengan peristiwa yang terjadi di keluarga. Dengan tekadnya Muhajir menentang segala prilaku Pak Haji yang merugikan orang banyak, hingga akhirnya semua orang mengetahui tentang pribadi Pak Haji sebenarnya yang di ungkap oleh Muhajir, dengan ketamakan seorang Pak Haji, Muhajir di usir dari rumahnya kemudian dia menyewa orang untuk membunuh Muhajir, hingga akhirnya waktu yang tepat saat Muhajir di usir dari rumahnya, tepat di perempatan jalan yang sama pada saat itu, Muhajir dilumpuhkan oleh beberapa orang sewaan Pak Haji dan tersungkur di jalanan, kemudian setelah lamanya anak buah geng MADEGEL mencari bosnya yaitu Adang Bima dan selalu mencari di setiap kota dan tempat, dengan ketidaksengajaan anak buah Adang Bima,berhasil menemukan orang yang tergeletak di jalanan, kemudian ada satu orang anak buahnya adang bima  menyadari orang yang tergeletak di jalanan itu adalah bosnya yaitu Adang Bima / Muhajir, dengan kepanikan dan keanehan mereka, percaya tidak percaya akhirnya mereka menemukan bosnya yang hilang selama satu tahun, singkatnya mereka membangunkan dan membawanya ke Basecamp MADEGEL, hingga akhirnya Adang Bima / Muhajir itu tersadar dan bangun, kemudian mengingat semua peristiwa yang terjadi, Adang Bima tersadar dari amnesianya kemudian kembali sebagai jati dirinya yaitu seorang preman yang kuat dan berkuasa.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.