"Semoga senyum Tuhan selalu menyertai aktivitas kita selaku khalifah di muka bumi hingga nafas terakhir tersenyum berpapasan Tuhan"

Kritik Sastra Joko Pinurbo Anugrah Buah Hati

Januari 22, 2020
kritik sastra ilyas mate teater awal bandung
img src: nicoboen.wixsite.com


Pacar Kecilku
JOKO PINURBO

Pacarkecilku bangun di subuh hari ketika azan datang
Membangunkan mimpi. Pacarkecilku berlari kehalaman
Menadah hujan dengan botol mainan, menyimpanya di kulkas sepanjang hari
Dan malamnya ia lihat di botol itu gumpalan cahaya warna warni
Pacarkecilku lelap tidurnya, botol pelangi dalam dekapnya
Ketika bangun ia berkata :”Tadi kau ke mana?
Aku mencarimu di rerimbun taman bunga.”
Aku terdiam. Sepanjang malam aku hanya berjaga
Di samping tidurnya agar dapat melihat bagaiamana azan
Pelan pelan membuka matanya.
Pacarkecilku tak akan mengerti : pelangi dalam botol cintanya
Bakal berganti menjadi kuntum kuntum mawar melati
yang akan ia taburkan di atas jasadku,  nanti.
(2001)

Sepertinya Asyik Kalau Puisi di Komentar
“Anugrah Buah Hati”
  Ilyas Mate
Anak merupakan sebuah anugrah dari tuhan untuk hambanya yang menjadi orang tua dari anak itu, betapa istimewanya ketika satu keluarga di karuniai seorang anak maka lengkaplah keluarga itu dari segala nikmatnya, manusia adalah mahluk sosial dan cenderung tidak bisa sendiri dalam mengisi relung kehidupan nya. Proses interpretasi, saya lakukan dalam puisi ini adalah tentang kehidupan suatu keluarga dalam mengisi hasratnya tentang esensi berharganya cinta dan doa kemudian tentang agama yang menjadi pondasi dalam kehidupan kita sebagai manusia, karena semua agama itu memberikan hal kebaikan, membuat manusia mempunyai batasan batasan dalam menjaga nilai nilai yang dianutnya.
Anugrah Buah Hati, menjadi perhatian dalam proses interpretasi dalam puisi ini. Tentang segala keindahan seorang anak, tentang keluarga yang mendapatkan estetika kehidupan ketika mendapatkan seorang buah hati, begitu waspadanya yang menjadi orang tua, dalam memberikan sebuah kasih sayang dan cinta untuk membesarkan anaknya yang mempunyai nilai dan adab hingga seorang anak itu bisa merasakan kekuatan kasih sayang dan cinta yang diberikan orang tuanya, dan tumbuh menjadi pribadi yang berakal dan berbudi pekerti dalam menjalankan tugasnya menjadi manusia, sebagai khalifah di muka bumi ini, segala kisah dan peristiwa manusia akan mengetahui tentang apa artinya kehdupan sebenarnya. Manusia akan merasakan beberapa fase kehidupan yang akan di laluinya, menjadi seorang anak kecil, remaja, dewasa, dan menjadi orang tua kemudian tidak ada lagi selain mati, setelah itu lalu akan menjadi apa manusia setelah mati ? selain mempertanggungjawabkan amal kebaikan nya selama mengisi kehidupan nya. Doa dan amal baik manusia yang akan menghiasi dari alam yang berbeda itu yaitu akhirat, saya tidak akan terlalu jauh membahas tentang akhirat itu, tapi ada korelasi  kata yang bermeafora sehingga saya mempunyai tafsir tentang kalimat puitik ini “Pacarkecilku tak akan mengerti : pelangi dalam botol cintanya Bakal berganti menjadi kuntum kuntum mawar melati yang akan ia taburkan di atas jasadku,  nanti.” dari puisi Joko Pinurbo, betapa indahnya kata kata yang ia rangkai untuk memberikan suatu pesan terhadap pembaca, tentang suatu peristiwa kehidupan yang sangat melankolis dan tragis yaitu ketika ada pertemuan selalu ada perpisahan, ketika ada kelahiran disitu ada kematian, dan begitupun tentang dunia selalu mempunyai keterkaitan dan keterikatan dalam fase kehidupanya sebagai manusia dan pribadi masing masing, jadi secara hukum sebab akibat pun telah jelas ada semuanya jika kita mengambil relevansi dari segi kehidupan dan sastra.
            Karya sastra juga disebut sebagai seni berbahasa dengan posisi yang sama dengan bentuk kesenian lainnya. Dalam proses penelitian kesusastraan kita acap menggunakan aliran-aliran seperti naturalisme, surelisme, ekpresivisme dan sebagainya yang tidak hanya diaplikasikan pada karya sastra saja tetapi juga pada bentuk seni lain, seperti seni lukis, drama, dan sebagainya. Namun, kali kita tidak akan membahas mengenai bagaimana aliran seni pada seni lukis dan drama tersebut diaplikasikan dalam karya sastra, karena pembahasan aliran pada karya sastra tersebut akan kita bahas pada bagian bab yang berbeda.
Sastra tidak hanya dianggap sebagai alat untuk menghibur, tetapi juga sebagai bentuk pengekspresian perasaan pengarangnya dengan menggunakan seni kebahasaan yang indah. Sastra dipertimbangkan sebagai karya seni, karena pada pembangunan badan karya itu sendiri para pengarangnya tidak dapat memilih penggunaan kata-kata secara acak tanpa memperhatikan nilai-nilai keindahan yang menjadi bagian wajib pada karya sastra. Seperti pada puisi, seorang penyair haruslah memperhatikan rima dan nada dari puisi yang di bangunnya dengan memilh kosakata yang tepat, sehingga karya sastra tersebut tetap dapat menyampaikan apa yang menjadi tujuan pengarang tanpa harus mengurangi keindahan nilai bahasanya.
Jadi jelas sekali sosok, Joko Pinurbo seorang sastrawan keren, yang sedang hits di zaman milenial ini. Dalam membuat karya puisinya ia mampu mengambil tarik kesimpulan suatu peristiwa kehidupan manusia dan manusia lainya, kemudian manusia dengan alam, dan manusia dalam setiap permasalahan nya.
Dan ada beberapa point yang bisa saya amati dalam karya puisi Joko Pinurbo yaitu :
1.       Keindahan yang dilihat dengan penafsiran luas dan general pada umumnya yang berisikan nilai-nilai kebenaran yang nyata.
2.       Keindahan estetik murni yang meliputi segala bentuk keindahan yang terdapat dalam pengalaman pengarang dan terpancar pada karya puisi yang dihasilkannya.
3.       Keindahan sederhana di mana keindahan-keindahan yang meliputinya hanya sebatas keindahan yang tertangkap pada panca indera kita dan dikemas menjadi metafora kata.
 Hal ini yang menjadi acuan kritik saya terhadap karya puisi Joko Pinurbo.
Dengan nilai-nilai keindahan yang terdapat di dalamnya, menjadikan karya sastra sebagai salah satu objek penelitian estetis yang tidak hanya mencakup pada keindahan bahasanya saja, tetapi juga unsur-unsur yang membangunnya. Jadi, tidak tepat kiranya jika kita hanya melihat nilai seni pada sastra hanya berkisar antara penggunaan bahasanya saja. Karena keindahannya tidak hanya berkisar pada daya kreativitas pengarang dalam mengolah kata-kata saja, tetapi juga pada aspek-aspek lain yang berkaitan dengan seni pengalaman pengarang dan sebagainya.
Namun, yang harus diperhatikan dalam memahami nilai-nilai estetika pada sastra adalah penelitian dengan bidang estetika sastra haruslah mengacu pada hubungan antara aspek-aspek kesusastraan dengan kode-kode yang mendasarinya. Dan jika diperhatikan lebih jauh, kita akan menemukan fakta bahwa estetika struktural merupakan teori yang mendekati pemahaman keilmuan semiotik.
Joko Pinurbo (lahir di Pelabuhan RatuSukabumiJawa Barat11 Mei 1962; umur 57 tahun) adalah salah seorang penyair terkemuka Indonesia yang karya-karyanya telah menorehkan gaya dan warna tersendiri dalam dunia puisi Indonesia. Ia menyelesaikan pendidikan terakhirnya di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (sekarang Universitas) Sanata DharmaYogyakarta. Kegemarannya mengarang puisi ditekuninya sejak di Sekolah Menengah Atas.
Atas pencapaiannya, Jokpin telah memperoleh berbagai penghargaan: Penghargaan Buku Puisi Dewan Kesenian Jakarta (2001), Sih Award (2001), Hadiah Sastra Lontar (2001), Tokoh Sastra Pilihan Tempo (2001, 2012), Penghargaan Sastra Badan Bahasa (2002, 2014), Kusala Sastra Khatulistiwa (2005, 2015), South East Asian (SEA) Write Award (2014).Penyair yang bermukim di Yogyakarta ini sering diundang ke berbagai pertemuan dan festival sastra. Karya-karyanya telah diterjemahkan antara lain ke dalam bahasa InggrisJerman, dan Mandarin. Sejumlah puisinya juga telah dimusikalilasi antara lain oleh Oppie Andaresta dan Ananda Sukarlan.

Oleh Ilyas Mate

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.