"Semoga senyum Tuhan selalu menyertai aktivitas kita selaku khalifah di muka bumi hingga nafas terakhir tersenyum berpapasan Tuhan"

Tadarus Ramadhan #2 | Sudut pandang teater dalam Islam

Berangkat dari sebuah definisi, bahwa Islam berakar kata dari “aslama”, “yuslimu”, “islaaman” yang berarti tunduk, patuh, dan selamat. Islam berarti kepasrahan atau ketundukan secara total kepada Sang Khalik, Allah SWT. Orang yang beragama Islam (Muslim) berarti ia pasrah dan tunduk patuh terhadap ajaran-ajaran Islam. Seorang muslim berarti juga harus mampu menyelamatkan diri sendiri, juga menyelamatkan orang lain. Tidak cukup selamat tetapi juga menyelamatkan. (Sumber: https://mui.or.id).

.

Setiap agama meberikan petunjuk jalan menuju kebenaran, setiap agama mengantarkan umat manusia agar selamat di dunia dan di akhitat.

.

Manusia diturunkan ke bumi lain tidak, untuk beribadah kepada Sang Maha, beribadah disana merupakan persembahan diri kepada Sang Khalik. Kita selaku Makhluk menyadari apa yang telah diciptakan, apa yang telah hadir, lain tidak kecuali kekuatan Sang Maha. Maka sudah sapatutnya kita selaku makhluk tunduk patuh kepada-Nya, dan menjadi umat beragama, agama Islam.

.

Beralih kepada Teater, berasal dari kata theatron (θέατρον) dari bahasa Yunani, yang berarti “tempat untuk menonton”).

Secara istilah Teater adalah tempat persembahan-persembahan kesenian yang dilakonkan di hadapan penonton secara langsung menggunakan kombinasi pertuturan, gerak isyarat, musik, tarian, bunyi dan sebagainya. (Sumber: Wikipedia). Yoyo C. Durachman, Dalam buku Melakoni Teater: sepilahan tulisan mengenai Teater mengatakan "Teater mempunyai kedudukan sebagai sarana komunikaai antar jiwa yang menyampaikan dan menyarakan berbagai aspek nilai kehidupan yang bisa diserap, difahami, dianut dan di apresiasi penontonnya. Selanjutnya komunikasi antara pertunjukan teater dan masyarakat penontonnya dibsebut "peristiwa teater". Dalam peristiwa teater, manusia baik sebagai kreator atau penontonya, melebur diri bersama-sama untuk dihayati dan menghayati." 

.

Disini kita renungi, bahwa banyak jalan menuju Tuhan, seperti kutipan yang pernah didengar dari Jalaluddin Rumi, sebanyak helaan nafas. Dan yang diyakini bahwa, semua akan bermuara pada samudra yang sama.

.

Setelah, sedikit menerjemahkan Islam juga Teater (kurang lebihnya mohon ditambahkan), penulis sendiri berpandangan mengenai Teater dengan Islam memiliki hubungan, ataupun kesamaan untuk kita sama-sama belajar mengenai kepatuhan, penghayatan, soal interaksi antar sesama, soal arti hidup-menghidupi yang hadir dari keduanya. 

.

Disini kita sama-sama belajar, untuk bisa menjadi Manusia. Dengan peran kita di dunia.

.

Pelan-pelan bacanya, semoga tidak puas.

Kurang-lebihnya mohon tambahkan,

Sekian, Talor.

Salam Jiwa.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.