"Semoga senyum Tuhan selalu menyertai aktivitas kita selaku khalifah di muka bumi hingga nafas terakhir tersenyum berpapasan Tuhan"

Day 5 – Teater On Class Sastra

Day 5 – Teater On Class Sastra

 

Sastra diartikan sebagai kalimat yang berisi intruksi atau pedoman yang akan menghasilkan karya sastra yang memerhatikan esensi (nilai) dan estetika (keindahan) dan juga etika dalam proses pembuatannya. Dan menjadi ekspresi manusia dalam pengalaman dan imajinasi. Sastra di dalam teater sendiri memiliki fungsi sebagai sarana atau jembatan untuk menuju pada pertunjukan seperti naskah lakon yang dipentaskan.

 

Diantara contoh sastra

 

-       Pantun

-       Puisi

-       Sajak

-       Prosa

-       Cerpen

-       Novel

-       Novella

-       Cerita rakyat

-       Naskah lakon

-       Karya Ilmia ( Syarat ketentuan)

-       dan sebagainya

 

Jenis Karya Sastra dilihat dari segi waktu

 

1. Karya sastra lama

 

Karya sastra lama berkaitan dengan adat istiadat pada masa itu sebelumnya. Contoh cerita rakyat dan pantun. Pantun biasanya digunakan dalam upacara adat suatu daerah.

 

2. Karya sastra baru

 

karya sastra baru condong pada penulisan terkini, melihat issue yang ada pada saat ini dan tidak lagi terikat oleh adat istiadat. Penulisan bersifat universal seperti puisi, prosa, sajak, cerpen, novela, novel, dan naskah lakon.

 

Prosa

 

Prosa memiliki keindahan pada isi atau maknanya. Prosa menggunakan kalimat baku, bahasa sehari-hari, yang memiliki arti sangat mendalam ketika menggali lebih dalam makna yang terkandung dari sang penulis.

 

Sajak

 

Sajak memiliki keindahan dalam pemilihan kalimatnya, yang ditulis lebih bebas, dalam satu kalimat, atau bahkan berparagraf-paragraf. Serta memiliki nada atau irama dalam pengucapannya.

 

Puisi

 

Puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang gaya bahasanya sangat ditentukan oleh irama, rima, serta penyusunan larik dan bait serta puisi sifatnya lebih terstuktur dalam unsur intrinsik dan ekstrinsik-nya.

 

Naskah Lakon

 

Dalam penulisan naskah lakon, ada beberapa metode yang dapat dilakukan:

 

1. Membuat naskah original tanpa keterkaitan dengan naskah lain

2. Terjemahan: menerjemahkan naskah yang sudah ada dari  bahasa A ke dalam bahasa B atau sebaliknya

3. Adaptasi: mengalihkan prinsip atau tafsir sebuah naskah yang ada tanpa ada penambahan yang signifikan

4. Saduran: menambahkan adegan atau tokoh baru ke dalam suatu naskah

5. Pergeseran: mengambil suatu unsur naskah untuk dijadikan cerita baru,  misalnya mengambil salah satu tokoh dan membuat naskah baru dengan tokoh yang diambil

 

Sastra Dalam Teater

 

Dalam pembuatan naskah, dapat mulai dengan menentukan ide gagasan ( hasil pemikiran, produk awal kepenulisan, keresahan, keinginan, maupun reaksi seorang manusia terhadap suatu hal untuk membuat sebuah naskah ).

 

Pola pembuatan gagasan :

 

Dalam menentukan ide gagasan, ada beberapa pola sebagai berikut:

 

1. Metode penetuan ide

 

-       Umum ke khusus

-       Khusus yang mencakup umum

 

2. Teknik menentukan ide


Waktu


- Masa lalu: merespon issue yang pernah terjadi di masa lampau, atau pengalaman

- Masa sekarang: merespon issue yang ada saat ini dan mengembangkanya 

dalam sebuah naskah, yang terjadi sehari-hari di lingkungan sekitar

- Masa depan: membuat, memprediksi, maupun mengimajinasikan

 

Elemen sebuah naskah

Menentukan salah satu elemen dan beberapa hal yang akan ada dalam sebuah naskah.

 

3. Pengembangan masalah

 

-Empiris

Mengembangkan suatu permasalahan berdasarkan yang pernah terjadi atau pengalaman penulis

 

-  Riset

Penulis mengidentifikasi hal yang sedang terjadi dan seperti apa hal itu terjadi pada hari-hari biasanya

 

-  Imajinasi

Penulis membayangkan atau mengimajinasikan hal yang kemungkinan terjadi dalam ceritanya dengan yang logis

 

Selanjutnya sinopsis atau ringkasan cerita yang akan ia buat.

 

Tujuannya agar penulis terarah dalam membuat alur cerita naskahnya dan tidak bingung dalam menentukan akhir cerita. Yang perlu diperhatikan :

 

1.    Menentukan objek: penulis menentukan objek apa yang akan ada dalam ceritanya

2.    Premis: penulis menggambarkan hal apa yang terjadi pada objek dalam ceritanya

3.    Negasi: penulis menggambarkna hal janggal atau akar permasalahan yang terjadi pada objek dalam ceritanya


Naskah Lakon

 

Salah satu unsur instrinsik yang harus dibangun dalam pembuatan naskah lakon ialah alur.

 

Alur merupakan rangkaian peristiwa yang berhubungan dengan sebab akibat, berfungsi

sebagai batasan dari awal hingga akhir cerita.

 

Bagian-bagian alur dapat dibagi menjadi:

 

1.    Eksposisi (pengenalan): mengenalkan tokoh, latar, dan akan menceritakan apa

2.    Konflik (permasalahan): ketidak samaan, ketidak sesuaian, kesalah pahaman dalam cerita

3.    Komplikasi: munculnya masalah lebih dari satu

4.    Krisis: puncak dari masalah-masalah yang ada

5.    Resolusi: penyelesaian masalah atau akhir atau jawaban dari permasalahan

 

Jenis-jenis alur terbagi menjadi 3, yaitu:

 

1. Alur maju: menceritakan cerita dengan bagian-bagian alur yang berurutan 

dari eksposisi hingga resolusi

2. Alur mundur: menceritakan cerita bermula dari munculnya konflik yang disusul 

eksposisi dan bagian lainnya

3. Alur campuran: menceritakan cerita dengan bermula dari munculnya konflik, lalu adanya

penyelesaian, dan berulang lebih banyak dari alur muncur.

 

Tokoh merupakan orang yang ada dalam cerita, dan penokohan merupakan karakter yang melekat pada tokoh yang ada. Penokohan terbagi menjadi 3, yaitu:

 

1. Protagonis: tokoh yang membawa alur cerita

2. Antagonis: tokoh lawan protagonist atau tokoh yang 

bertabrakan dengan alur cerita yang akan dibawakan

3. Tritagonis: tokoh lain yang mendukung alur cerita, baik 

dari protagonis maupun antagonis


Pembagian atau sudut pandang baik dan buruk tokoh itu dilihat dari dramaturgi sosial atau norma sosial

yang berlaku di daerah tersebut.




 

Berbicara soal jenis-jenis majas dimulai dari perbandingan, pertentangan, penegasan, dan sindiran.

Dari bagian-bagian alur yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya, dapat titentukan untuk naskah kolektif ini mengambil alur kasar berupa:

 

-Eksposisi: Suasana arisan di kost

-Konflik: Uang arisan hilang

-Komplikasi: Saling mencurigai

-Resolusi (dari isu): grativikasi, so aktivis, windi so intelek, budi so ambis dan anti sosial, alexa hedonis

 

Majas merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk perumpamaan. Struktur kalimat terbagi menjadi dua, yakni kalimat langsung dan kalimat tidak langsung.

 

Itu dia kumpulan materi sastra pada teater on class selama 5 pertemuan.

Tetap semangat berproses

Aplikasikan seluruh ilmu pada kegiatan sehari-hari

Sampai Jumpa di materi menarik lainnya !

 

Salam Jiwa !!

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.